Author : RC Park
Judul : Lovely mermaid
Genre : Romance, NC 18, Humor, yadong dikit
Cast :
-Park Chanrin a.k.a Chanrin
-Kang Minhyuk a.k.a Minhyuk
-Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun
-Kim Kyoungjae a.k.a Eli
-Lee Hongki a.k.a Hongki
-another cast
*annyeong readers, author kembali lagi. Ini FF
sengaja dibikin oneshoot sama author. langsung aja ya mian kalo ga rame
let's check it out*
-----------------------------------
Chanrin PoV
Matahari terasa hangat di bawah air. Mungkin kalian tidak percaya
tentang mitos seperti peri, penyihir dan.. DUYUNG. Tapi semua mitos
dapat menjadi nyata asalkan kalian percaya dengan hati nurani kalian,
kalian bingungkan aku membicarakan tentang mitos ini. Aku
membicarakannya karena aku adalah setengah manusia dan setengah ikan
atau biasa disebut.. Duyung.
"Chanrin-ah, jangan jauh2 disana banyak para nelayan!" Kata seekor ikan berjalan kearahku.
"Ah ani, kau tidak perlu takut muniri. Aku sudah terbiasa disini." Jawabku.
Sebenarnya aku terlahir di dunia ini sebagai manusia, tapi karena
kesalahan orangtuaku yang tak mau memberi sedikit kasih sayang pada
orang lain. Aku dikutuk oleh seorang peri bernama Jonghyun. Jonghyun
sendiri dulunya seorang namja biasa tapi karena satu hal dia menjadi
peri. Meski dikutuk olehnya, aku tidak merasa benci sedikitpun padanya.
Bahkan kami menjadi teman baik. Aku memang merindukan menjadi manusia.
Selama 16 tahun aku hidup di air. Sedangkan aku di darat hanya 1 tahun.
Seandainya orangtuaku sedikit peduli pada orang lain aku mungkin sudah
memiliki banyak teman dan mempunyai namjachingu.
"Teeeeeetettttt...". *suara apaan coba*
Sebuah kapal menuju ke arahku. Entah aku hilang kesadaran atau apa, aku hanya bisa terdiam melihat kapal itu semakin dekat.
"Yak! Apa kau mau mati, huh?" Tanya seorang namja mendekapku sehingga aku terhindar dari kapal itu.
"Ahh Jonghyun-ssi, ada apa?" Ujarku
"Yak! Aku menolongmu kenapa kau diam saja?" Tanyanya sambil membentak lembut *maksudnya*
"Ah, jinjja? Mollayo." Jawabku polos. *Plak*
"Jonghyun-ssi, kenapa kau menolongku." Tanyaku.
"Aish, aku menolongmu karena kasihan. Kau ini seorang yeoja langka kau
gadis baik berhati suci dan sangat manis, jarang ada yeoja sepertimu. "
jawabnya tegas
"Jinjja? Tapi kalau aku yeoja yang baik kenapa sampai sekarang orangtuaku tidak mempedulikanku." Jawabku tak kalah tegas.
"Kata siapa? Lihatlah orang tuamu sekarang sudah berubah. Mereka lebih
memperhatikan orang lain daripada diri mereka sendiri." Ujarnya.
Memperlihatkan sebuah cermin.
"Jinjja? Tapi kenapa aku tidak berubah lagi?" Tanyaku penasaran.
" Maka dari itu aku datang padamu. Tertera di catatan ini, ketika
orangtua sang korban sudah berubah. Korban dapat kembali normal dengan
syarat harus menemukan orang yang menyayangi/mencintai korban selain
orang tua korban sebelum ulang tahun korban." Ujar Jonghyun sambil
mengenggam sebuah lembaran. *kenapa jdi korban*
"Mwo? Sebelum ulang tahun?" Kataku kaget.
"PLAAK"
"Yak! Ulang tahunkukan 1 bulan lagi. Kenapa kau baru memberitahuku. Aissh." Bentakku menjitak kepalanya.
"Yak! Masih untung aku memberitahumu." Jawabnya mengusap kepalanya.
"Aisshh jinjja... Bagaimana kalau tidak ada yang menyayangiku?" Tanyaku.
"Kau akan berubah menjadi peri sepertiku."
"Mwo? Peri sepertimu. Ihh aku tak sudi kalau harus sepertimu." Jawabku cemberut.
"Yak! Siapa juga yang sudi kau jadi asistenku." Jawabnya.
"Mwo? Asisten apa maksudmu?" Tanyaku.
"Kalau kau jadi peri. Kau akan jadi asistenku." Ujarnya dan mukanya memerah.
Aku tau sebenarnya Jonghyun menyukaiku tapi, dia tidak pernah
menyampaikan perasaannya padaku. Kelakuannya memang Sama dengan hatinya
tapi pikiran dan anggota tubuhnya berkata lain. *ngerti ga readers*
-----------------------------------
Keesokan harinya..
Hari ini aku akan ke darat. Aku sebenarnya amat gugup karena sudah lama
aku tidak kesana. Rasanya jantungku sudah copot saking gugupnya.
"Chanrin-ah, kau akan meninggalkanku?" Tanya seekor ikan
"Ani, Muniri-ah aku hanya akan pergi ke darat sebentar. Setelah itu aku akan ke laut lagi kok." Ujarku
"Arra, aku akan merindukanmu."
"Nado."
Aku berjalan keluar dari air. Rasa gugup semakin menekan hatiku.
"Kau siap? Ingat setiap malam kau harus ke air, kau masih bernafas
dengan insang. Kemudian ketika sudah pagi kau baru boleh kembali.
Berhati-hati lah diluar sana. Jangan sampai aku menghawatirkanmu." Ujar
Jonghyun mengacak2 rambutku.
"Membuatmu khawatir, cih! Namja
pabo. Kalau kau suka padaku kenapa tak memintaku menjadi yeojachingumu
saja, huh?!" Gumamku dalam hati.
"Ne, arrayo. Anyyeong kalkeyo." Ujarku.
Seraya akupun keluar dari air. Sedikit demi sedikit tubuhku mengering.
Sirip dan ekorku menghilang berganti pakaian. Tubuhku tidak terasa licin
lagi.
"Ahhh.. Senangnya di darat." Gumamku
Aku tidak tau harus memulai darimana.. Bagaimana aku mencari seorang yang menyayangiku dlam 1 bulan ini.
"Ahhh dasar peri pabo, kenapa bru memberitahuku?!" Teriakku dalam hati.
"Apa mungkin aku harus kerumah orangtuaku kah?" Gumamku.
Tanpa berpikir panjang aku datang kesebuah rumah modern dan mewah,
rumah yang pernah aku tempati selama 1 tahun. Kulihat orangtuaku yang
sedang mengurusi sesuatu. Tanpa sadar aku memencet (?) Bel rumah kedua
orangtuaku. Menatapi mereka yang juga menatapku.
"Annyeonghaseyo, Park Chanrin immnida. Annyeong eomma, annyeong appa." Ujarku.
"Cha...Chanrin?!" Ujar eomma memelukku erat.
"Ne, eomma. Bogoshippeo." Ujarku membalas pelukannya.
"Kau sudah berubah?" Tanya appa.
"Ne, hajimman aku tidak sepenuhnya berubah appa, aku harus mencari
orang yang menyayangi dan mencintaiku sepenuh hati." Ujarku dan
melanjutkan cerita.
Mendengar ceritaku awalnya appa berniat
menjodohkanku, tapi aku menolaknya lembut. Menurutku aku mungkin bisa
saja menarik hati pria dengan mudahnya. Karena wajahku yang imut manis
plus cantik ini *narsis*
Appa dan eomma memutuskan untuk memulai menyekolahkanku di SMA Parang.
Hari sekolah pun tibaa..
Aku diantar oleh kedua orangtuaku. Rasanya memang menyenangkan karena
dapat merasakan kehidupan di darat lagi. Aku berharap bisa segera
menjadi manusia seutuhnya (lagi)
"Ahhhhh Minhyuk Oppaaaa!!!
Aaahhh ahhhhhh aAaaaaa *lebai banget* " teriak kerumunan siswi perempuan
yang sepertinya meneriaki namja bernama Minhyuk.
"Ahh kalian ini melelahkan saja. Aku ingin sendiri, Khha." Kata namja yang sepertinya bernama Minhyuk itu.
Namja itu memang tampan, tapi sepertinya berperikelakuan buruk.
Sepertinya anak orang kaya, bisa ku tebak dia anak yang manja, merasa
dirinya penting juga namja pabo yang tak tahu diri.
"Huh? Namja macam apa dia. Kenapa semuanya mengerumuninya."
Oh ya aku belum memberitahu kalian ya. Meski aku punya kekurangan aku
punya kelebihan yang unik. Aku bisa membaca pikiran dan memprediksi
sifat. Kelebihan ini adalah hadiah dari Jonghyun. Setiap 6 tahun dia
memberiku hadiah. Saat umur 6 tahun dia memberiku kemampuan untuk
memperediksi sifat orang katanya supaya aku tidak gampang terjurumus
dalam perangkap manusia *maksudnya*. Kemudian saat umurku 12 dia
memberiku kemampuan membaca pikiran, dan 1 bulan ah tepatnya 29 hari
lagi aku mungkin akan diberikan sesuatu yang lebih menarik dari
sebelumnya.
"Ah, annyeong.. kau murid baru itu ya? Kang Minhyuk imnnida. Bangeseupnida." Ujarnya.
'Ahhh dia tidak kalah cantik. Cocok untuk koleksiku.' Pikirnya.
"Aku tidak mau menjadi koleksimu. Dasar namja pabo." Ujarku pergi menjauh darinya.
Pikirannya itu benar2 kotor. Apa maksudnya koleksinya. Aku tidak akan pernah mau bersama namja pabo itu.
Chanrin PoV end
Minhyuk PoV
"darimana dia tahu pikiranku? Ahh bukan itu yang terpenting. Bagaimana
bisa seorang yeoja menjauh dariku. Nan Kang Minhyuk seorang namja yang
selalu dikerumuni yeoja cantik. Tapi kenapa baru kali ini ada yang
menjauhiku, bahkan menolakku tanpa berkenalan." gumamku.
Aku benar-benar tak percaya dengan perkataan yeoja tadi. Bisa-bisanya dia menolakku begitu saja.
"tengg... Teng...." *suaranya aneh*
Suara belpun terdengar dari kelas segera ku masuk ke kelasku itu. Aku
sangat terkenal di sekolah tentunya, karna wajahku yang tampan, selera
fashionku, kemampuanku bermain drum dan flute dan tentunya aku tak kalah
pintar dengan para professor.
"Perkenalkan cheonan Park Chanrin imnida. Meski baru masuk aku harap bisa berteman baik dengan kalian."
Aku melihat jelas, dialah yeoja yang tadi menolakku.
Minhyuk PoV end
Author PoV
"Park Chanrin-ssi, Kau boleh duduk di depan bangku Minhyuk." ujar Seorang guru.
"ne.." ujar Chanrin dan Minhyuk.
Saat Chanrin duduk, Minhyukpun menyapanya.
"annyeonghaseyo, kau ingat aku kan? Kang Minhyuk."
Author PoV end
Chanrin PoV
"ne, annyeong. Park Chanrin Imnida" ujarku menunjukan killer smile.
Kucondongkan sedikit wajahku sehingga wajahku dan Minhyuk berdekatan
'nomu yeppo' pikirnya
Tak kusangka, dengan mudahnya dia masuk ke dalam perangkapku.
"Park agashi, coba Kau selesaikan soal ini." perintah songsaengnim.
Aku menganga melihat sebuah soal di papan tulis. Wajar aku tidak pernah sekolah sebelumnya.
"tookk..took.."
Seorang namja tinggi memasuki ruang kelas, serentak semuanya memandang
namja tersebut. Aku langsung menggunakan kemampuanku untuk
memprediksinya. Ternyata namja itu seorang sunbae, berotak cerdas dan
berhati bagai malaikat. Namanya...
"Kim Kyoungjae!"
Aku menegok ke arah songsaengnim yang memanggil namja bernama Kim Kyoungjae itu.
"kebetulan Kau disini, jelaskanlah cara untuk menyelesaikan soal ini." ujar songsaengnim.
"ne."
Aku melihatnya kagum saat dia memecahkan soal itu dengan mudahnya. Baru kali ini aku melihat namja seperti dia.
"wah! Daebak. Memang tak salah Kau menjadi ketua osis disini." ujar songsaengnim memujinya.
"ngomong2 dia adalah murid baru kelas 10.e ini silahkan perkenalkan dirimu."
"annyeong Kim Kyoungjae imnida. Panggil saja aku Eli. Ketua osis di
sekolah ini, aku dari Kelas 11.e "ujarnya menyodorkan tangannya.
"ne, annyeong nan Park Chanrin imnida." balasku tersenyum dan menggenggam tangannya.
'yeoja yang manis' pikirnya.
Akupun tertawa kecil mendengarnya.
"songsaengnim aku pergi Dulu."
"ne."
-----------------------------------
Pelajaranpun selesai. Aku tak tahu jalan pulang. Jadi kuputuskan untuk menunggu di gerbang.
"drrttt...drrtt."
Kubuka hpku yang bergetar. kubaca SMS dari eommaku.
From: Eomma
"chagi, eomma dan appa tak bisa menjemputmu. Jadi Kau akan dijemput sepupumu dari jauh." ujar eomma.
Sepupuku? Aku merasa seperti tak mempunyai sepupu. Beberapa menit
kemudian aku teringat sepupu jauh ku yang berbeda 2 tahun dariku.
Namanya... Aku lupa.
"annyeong Chanrin." ujar seorang namja yang menepuk bahuku.
Kubalikkan badanku hingga menatapnya.
"waeyo? Minhyuk-ssi?" ujarku pada namja yang ternyata Minhyuk itu.
"ani," ujarnya menarik daguku hingga wajah kami berdekatan.
'kesempatan bagus' batinnya.
"aisshh.. Kesempatan apa maksudmu?" teriakku mendorongnya.
"brruuummmm...."
Suara sebuah motor mengagetkanku dan Minhyuk.
"Yak! Chanrin, ppali naik." ujar namja yang sebenarnya sepupuku.
"ne," balasku dan menaikki motornya.
Kulihat Minhyuk yang semakin jauh tengah berdiri sambil menganga. Mungkin dia bingung dengan siapa namja yang bersamaku ini.
-----------------------------------
Akupun sampai di rumah yang cukup megah. Kupelototi dari tadi sepupu
jauhku ini. Mencoba untuk mengingatnya. Maklum saja. Aku bertemunya saat
umurku 1 tahun.
"waeyo?" tanyanya.
"eh, anii.." jawabku kaget.
"Yak Park Chanrin! Kau pasti melupakanku?" tanyanya lagi.
"eh, aniyo. Aku tak melupakanmu. Namamu.. Itu...." jawabku bingung.
"aiisshh sudah kuduga, Yak! Dengar baik2 namaku Hongki, Lee Hongki. Arraseo?! Aku sepupumu ingat." bentaknya.
"ah, ne.. Hongki-ssi." balasku.
"isshh Kau ini. Kau Dulu memanggilku oppa, Hongki oppa." bentaknya lagi.
Entah berapa menit kami bertengkar layaknya kucing dan anjing (?) namja bernama Hongki ini terus memarahiku.
"Yak! Bagaimana aku bisa ingat? Aku hanya sekali bertemu denganmu, dan itu pun saat aku 1 tahun. Namja bodoh."
"apa katamu?! Kau yang bodoh masih bocah saja pelupa. *hongki nafsu amet marah2nya*
"bocah?! Apa maksudmu? Yak! Aku sudah mau berumur 18 tahun *umur d Korea*. Aku bukan bocah lagi!" balasku
"bocah ya tetap bocah. Selamanya Kau itu hanya bocah pabo.!"
"ini sudah malam sebaiknya kalian tidurlah. Bertengkarnya bisa besok bukan?" ujar eomma.
"ne, arra." balas kami berdua.
Setelah perkelahian (?) kami pergi ke kamar masing-masing. Ku baringkan
tubuhku di kasur kingsize yang sudah lama tak pernah aku tempati.
"Yak! Apa kau lupa perkataanku?! Kau masih bernafas dengan insang!" teriak seorang namja.
"aigoo~ Jonghyun-ssi aku lupa!" ujarku bangun dan kukulintingan *kok jadi sunda*
"isshh.. Sudah kudga kau itu cepat lupa." ujar Jonghyun menggaruk2 kepalanya *kutuan bang*
"ini. Cepat Kau pergi berendam." suruh Jonghyun menyodorkan sebuah botol berisi cairan biru.
"igge mwoya?" tanyaku ragu
"sudah lah jangan banyak Tanya. Teteskan ini di air yang Kau pakai untuk berendam." ujarnya.
"nn..ne Jonghyun oppa." ujarku tersenyum mengambil botol itu dan lari ke kamar mandi.
Chanrin PoV end
Jonghyun PoV
"mwo? Oppa? Apa aku tak salah dengar? Dia memanggilku oppa?!" batinku.
Entah kenapa jantungku berdegup kencang ketika dia memanggilku dengan sebutan itu. Hatiku ingin copot rasanya.
"Yak! Kim Jonghyun! Dia itu manusia. Kau tak boleh sampai jatuh cinta padanya." gumamku.
Jonghyun PoV end
Author PoV
Sementara itu di kamar Hongki..
"isshh.. Bisa2nya dia melupakanku *ngotot amet bang* ahhhh...." gumam Hongki seraya mengacak2 rambutnya sendiri.
"geundae, sudah lama sih kita tak bertemu. Ahjumma dan ahjussi
menganggapku anaknya semenjak eomma dan appa meninggal. Berarti aku
adalah oppa tirinya?" gumam Hongki yang kini mencubit pipinya.
"Chanrin-ah, Kau sekarang berubah sangat drastis. Nomu yeppo....~OMO~
Yak! Lee Hongki! Dia itu sepupumu sadarlah." gumam Hongki lagi yang
sekarang menampar pipinya *bang jangan malu2 in deh*
Beberapa menit kemudian...
"ahh... Aku tidak bisa tidur. Chanrin-ah Kau membuatku gila." gumamnya seraya berdiri menuju kamar Chanrin.
"Chanrin-ah aku buka pintumu ya..." ujarnya manja.
"gamsahamnida Jonghyun oppa! Aku tak akan melupakan jasamu." ujar Chanrin pada Jonghyun.
"Mwo? Jonghyun? Nugu?" gumam Hongki mengintip Chanrin yang berbicara sendiri.
"Jonghyun oppa. Jeongmal gamsahamnida. Annyeong." ujar Chanrin sambil melambaikan tangan.
Karena penasaran Hongki pun memasuki kamar Chanrin. Tapi hasilnya
membuat dia kebingungan. Yang dia lihat hanyalah Chanrin yang hanya
memakai handuk sampai dadanya.
"Yak! Chanrin dengan siapa Kau bicara?" Tanya Hongki to the point.
"ah, ani. Aku hanya berbicara sendiri." jawab Chanrin berbohong.
"gojingmal *tulisannya bener ga sih* aku dengar tadi Kau berbicara dengan namja bernama.... Jonghyun kan?" tanya Hongki lagi.
Chanrin hanya terdiam mendengar perkataan sepupunya itu. Wajar saja.
Jonghyun itu peri jadinya dia tidak bisa dilihat dengan manusia yang tak
berurusan dengannya. Kemudian tanpa sengaja Hongki yang lebih tinggi
darinya melihat belahan dada milik Chanrin, membuat Hongki menelan
ludah.
"ya sudah, ppali tidur besok Kau sekolah bukan?" suruh Hongki.
Hongki pun keluar kamar dan meloncat2 sambil menutup mukanya dengan
kedua tangan lentiknya. Untuk apa? Yang jelas untuk menurunkan nafsunya
pada sepupunya yang 2 tahun lebih muda itu, Chanrin.
-----------------------------------
"Chanrin-ah... Jadikan kami kekasihmu.." ujar seorang namja meminpim namja2 lain dibelakangnya.
"Mwo? Nuguseyo?" Tanya Chanrin terbelak.
"kita penggemarmu. Kita rela di duain bahkan di seribui asalkan yeoja itu adalah dirimu PARK CHANRIN." ujar namja yang lainnya.
"Yak! Kalian tak bisa menjadi namjachingunya." ujar seseorang menghampiri Chanrin.
"namja seperti kalian tidak pantas. Khha." ujar namja itu yang ternyata Eli.
Para namja pun meninggalkan mereka dengan wajah suram seperti kehilangan harapan *author geje*
"e..Eli oppa?" ucap Chanrin terbata-bata.
"wae?"
"mari, kelas sudah hampir dimulai." balas Eli.
Author PoV end
Chanrin PoV
"aigoo~ namja ini benar2 keren" batinku.
"chogi, kenapa oppa menolongku?" tanyaku.
"wae? Apa tidak boleh?" jawab Eli.
"ani, ... Hanya saja.. Kau bertingkah seperti..."
"orang yang cemburu?" potong Eli.
"n....ne" jawabku.
"hahaha, yeoja pabo. Berikan sejuta alasan kenapa aku harus cemburu,
aku tidak pantas dengan yeoja semanis dirimu, Park Chanrin." ujar Eli
"ye?" tanyaku.
Jujur, aku tak menyangka dia mempermainkanku. Apa kurangnya diriku sehingga dia tak jatuh hati sedikitpun.
"harus kuakui, Kau memang yeoja manis. Geundae, kita lihat seberapa manisnya dirimu."
'Mwo? Apa maksudnya?' Pikirku.
"Yak! Hyung. Kau dipanggil anggota osis."
*-*-*-*-*-*-*-*
"Yak! Chanrin!" ujar seorang namja membuyarkan lamunanku.
"ah, Minhyuk-ssi? Waeyo?" tanyaku memalingkan wajah.
"isshh. Kau ini kenapa?! Setiap kali memalingkan wajah ketika aku berbicara denganku. Tatap wajahku!" teriaknya.
Jujur aku tak berani menatapnya. Aku takut wajahku memerah karena jantungku berdetak sangat kencang sekali.
Tiba2 tangannya lagi2 menarik daguku hingga aku menatapnya. Aku yakin wajahku memerah saat itu. Dia tersenyum melihatku.
'yeoja pabo.' Pikirnya
"Kau menyukaiku kan? Tomato?" ujarnya mengejekku.
"Yak! Siapa yang Kau bilang tomato itu?!" teriakku menjauh
Tangannya masih berada di daguku. Dia menempelkan kepalanya ke dahiku.
Sungguh jantungku ingin copot rasanya. Kenapa harus ada namja seperti
dia sih.
"aku penasaran apa wajahmu bisa lebih merah ketika aku melakukan ini...."
Dia menarik daguku. Bibirnya mendarat mulus di pipi kananku. Mataku terbelak. Dan pastinya wajahku lebih memerah dari tadi.
"sudah kuduga." ujar Minhyuk menyunggingkan senyum seduktif.
"biar kucicipi bibir manismu." ujarnya mengelus bibirku.
Wajahnya semakin mendekati wajahku tangannya tetap di daguku. Makin lama.. Makin dekat..
"TEEENNNGGGG..."
Kudengar suara bel masuk. Segara Minhyuk melepaskan tangannya di daguku. Wajah kami pun tak berdekatan lagi.
'isshh bel sialan kesempatanku hilang lagi.' Pikirnya.
"khhaja, kita ke kelas..." ujarnya tersenyum
'namja bodoh, berpura2 baik.' Batinku.
-----------------------------------
"aigoo~ Yak! Park Chanrin" teriak appa.
Aku hanya menunduk melihat lidah Appa mengeluarkan api *author geje*
kulihat secarik kertas ditangannya dengan tulisan F besar disana. Ya,
itu adalah nilai ulangan matematikaku tadi. Akupun malu saat semua yeoja
menertawaiku di kelas.
-----------------------------------
*flashback*
"baik, murid2 sekarang kita ulangan arrra." ujar songsaemnim yang sukses membuatku ketakutan.
"aaaahhhhh ahhhhh haaaahhhahhh" *kya ngedesah* *plak* *author mulai yadong*
'Mwo?! Ulangan? Sekarang? Aku saja belum belajar. Ottoke?' Batinku.
Beberapa menit kemudian, para murid selesai dengan soal ujiannya.
Sedangkan aku, lembar ujian ini hanya baru kuberi nama saja. Karena
waktu habis. Songsaenim mengambil lembar ujianku.
"tak kusangka nilai terendah.... PARK CHANRIN!" teriak songsaengnim
"wahahahahahahhhahahahahhuahahahahhuhhahahaahahahahhahahah *lebe deh*"
Aku malu mendengar semua orang tertawa menertawaiku. Sungguh aku benar2 malu.
*flashback end*
-----------------------------------
"ahjussi, tak perlu seperti itu. Aku bisa mengajarinya." ujar hongki oppa.
"gomawo oppa." bisikku.
Oppa sepertinya mendengarku sehingga dia mengerjapkan sebelah matanya.
"hmmm... Sepertinya ide bagus." ujar appa.
"chakamman, Hongki masih harus belajar yeobo. Sebentar lagi dia ujian memasuki universitaskan?" gertak eomma.
"Chanrin-ah. Eomma akan mencarikan guru les untukmu arra. Sekarang
kalian berdua tidur lah. Appa dan eomma ada urusan." ujar eomma.
"urusan apa eomma?" tanyaku penasaran.
"ahahahaha Kau tak perlu tahu." jawabnya.
Aku sedikit penasaran dengan kedua orangtuaku. Kulihat Hongki oppa yang tersenyum entah kenapa *gila kali*
"kenapa Kau bisa dapat nilai F? Bahkan tak ada satu soalpun yang Kau
isi. Dasar bocah!" tanya Hongki oppa sambil berjalan menyamai langkahku.
"aku tak mengerti caranya oppa." gumamku menunduk
"issshh ya sudah, mau kubantu, bocah ?" tanyanya.
"ten.. Eh tidak terimakasih oppa. Oh ya, oppa tidur duluan saja. Aku ada urusan arra?" ujarku
"Kau mau kemana? Biarku antar."
"tak usah oppa."
Akupun lari meninggalkan oppa. Meninggalkan rumah saat dipintu kudengar suara aneh..
"aahh....aahhh..... Fasterrr...."
Aku baru sadar itu adalah suara eomma. Tapi kuhiraukan kegiatan mereka. Aku harus cepat2 ke laut.
"BYUUUR"
Kuhempaskan diriku kedalam air. Akupun akhirnya bisa bernafas normal.
Kakiku berubah menjadi sepasang ekor ikan. Segara aku menuju tempat
biasa aku tinggal di lautan.
"MUNIRI-AH....!!!!" teriakku ketika bertemu teman ikanku.
"Chanrin-ah..! Bogoshipeo.."
"Yak! Chanrin ceritakan kehidupanmu di darat sana. Apa menyenangkan?"
Aku menceritakkan semuanya pada Muniri. Kulihat Mata ikannya yang berbinar-binar.
"ohya, Chanrin-ah, kemarin saat Kau belum kembali ke laut. Jonghyun-ssi mencarimu."
"jinjja?"
"ne, mungkin dia menyukaimu."
"hehehe. Tebakanmu benar Muniri-ah. Dia memang menyukaiku tapi entah kenapa dia tak mau menyatakan perasaannya padaku."
Kamipun bercerita disana. Sampai kami tertidur pulas.
-----------------------------------
"annyeong Muniri, aku akan kembali ke darat. Jaga dirimu baik2 arra?" ujarku.
"ne...."
Kamipun berpelukan sebelum aku kembali ke darat.
"aku pulangg..."
"Yak! Bocah, darimana saja. Kemarin Kau kemana?" bentak Hongki oppa yang tiba2 menyergapku.
'issh kenapa aku menghawatirkan bocah ini.' Pikirnya
"mian oppa. Aku menghawatirkanmu. Aku pergi kerumah temanku." ujarku.
"isshh... Ya sudah."
"eomma dan appa kemana?" tanyaku
"mereka pergi kesuatu tempat aku tidak tahu dimana."
"mmmm.., ne"
Beberapa menit kemudian...
"Yak! Bocah, aku akan pergi. Jaga rumah baik2. Oh iya, guru lesmu akan datang hari ini. Hati2 arra. Khalkkeyo."
"ne, oppa. Hati2..."
Akupun sendirian dirumah. Karena tak ada kerjaan akupun mandi di kamar
mandi kamarku. Membayangkan siapa yang akan menjadi guru lesku.
"haahh... Selesai juga.."
"Yak! Sedang apa Kau disini." bentakku.
"aah... Mian, aku kesini sebagai guru les."
"k...Kau guru lesku? Kang Minhyuk?"
"ne.."
"aaahhHhhhhhhaaaahahahhhh....*lebe deh* *"
Akupun berlali ke kamar mandi. Bagaimana bisa. Dia menjadi guru lesku.
Kuambil pakaian yang sudah kusiapkan di kamar mandi. Dan memakainya.
Kubuka pintu kamar mandi dan mataku terbelak saat Minhyuk ada di
depanku. Tanpa sengaja aku terpeleset dan...
"BRUUUUKKK"
Sialnya dia yang menimpaku. Kurasakan ada yang menonjol di bagian
selangkanganku. Kucoba bergerak untuk bangun. Tapi malah tonjolan itu
jadi bergesekan dengan bagian tersensitifku.
"aahh.." desahnya tiba2
'kenapa nikmat sekali' pikirnya.
Kucoba bergerak lagi tapi hasilnya malah bergesekan lagi.
"aoohhh.." desahku
Segera ku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Kalau bergerak malah
seperti ini. Akupun mendorong badannya. Sehingga dia menjauh.
"Yak! Apa yang akan Kau lakukan?!" bentakku.
"mi...mian.." ujarnya menunduk.
"baiklah kita mulai pelajaran lesnya."
"n...nee..." gumamku.
-----------------------------------
"ahhh ternyata mudah sekali.."
"aisshhh.. Kau ini. Cantik2 seperti orang bodoh saja." ujarnya meledek.
'setidaknya meski bodoh aku tidak seyadong dirimu' pikirku.
Akupun hanya bisa menunjukan mehrong padanya. Diapun tersenyum mengacak-ngacak rambutku.
"mau tambahan les? Ini gratis." ujarnya dengan senyuman seduktif.
"memangnya ada les yang gratis?"
'hehehehe...Chanrin-ah bersiaplah.' Pikirnya
Seketika aku pun berlari menjauhinya. Tapi dia menyergapku dengan tangan kecil yang ternyata bertenaga kuda *geje lagi*
"hahahaha... Tomato Kau ini sangat lucu."
"isshhh... Yak! Kang Minhyuk awas kalau Kau macam-macam denganku."
"eh, Kau punya alat musik di kamarmu?"
"iya memang kenapa?"
"wah?! Sebuah drum. Nomu jjang...!!"
"Kau kenapa? ~OMO~ Kau bisa bermain drum?"
"geroum, aku pintar bermain musik."
Diapun menduduki bangku drum. Berpikir sejenak tentang sebuah lagu. Diapun mengetuk2 stik drum yang dia ambil.
"Tell me, tell me sarangeul malhaejwo
Tell me, tell me ne sarang jeonhaejwo
Love me, love me nae pume angyeojwo
Kiss me, kiss me neomaneul saranghae"
"I want you oh my love naman saranghaejwo
Neol saranghanigga dareun sarang byeonhaedo
Oh my love neoreul geurin jageun gaseum eonjeggajina
Neoman ango isseulge"
Aku sangat tersanjung dengan liriknya, aku pun tersenyum. Kurasakan ada
yang berbeda dalam diri Minyuk ketika dia memainkan drum.
"L.O.V.E Girl nae soneul japgo Fly
L.O.V.E Girl uh uh, nareul mitgo Fly high
L.O.V.E Boy Ye-Ye-Yes we can fly to the sky"
"ya tuhan.. Dia keren sekali. ~OMO~ jantungku berdetak kencang.. Apa aku menyukainya?" batinku.
"bagaimana? Permainan drumku lumayan kan?" tanyanya.
"lumayan? Kau sebut itu lumayan? Yak! Kang Minhyuk permainanmu bukan
lumayan lagi. Sudah tak bisa kubayangkan, sejak kapan Kau bermain drum?"
"sejak kecil. Appaku drummers juga *tau dari Fact Minhyuk*"
"sudahlah.. Kita lanjutkan les tadi." ujarnya tiba2.
Aku hanya mengangguk, menandakan setuju.
-----------------------------------
Seminggu kemudian...
"Chanrin, nomu daebak!" ujar appa dan eomma.
"nilai2mu hampir sempurna dalam semua mata pelajaran. Ahh... Eomma sangat bangga. Tak sia2 bukan les dengan Kang Minhyuk."
"ne, hehe.." ujarku menggaruk kepala *awas kutuan*
"oppa? Apa tidak mau mengucapkan selamat pada dongsaengmu ini?" tanyaku pada Hongki oppa yang dri tadi diam saja.
"Mworago? Dongsaeng? Yak! Bagiku Kau hanya bocah yang mempunyai
keberuntungan. Dibanding nilaimu, nilaiku lebih murni tanpa bantuan les
apapun." bentaknya dan pergi.
'Huh, chuckhae bocah..' Pikirnya.
"eomma izinkan aku keluar, aku ingin bertemu chinguku dulu."
"nee... Hati2"
-----------------------------------
"Kang Minhyuk-ssi! Gamsahamnida, jeongmal gamsahamnida." ujarku membungku berkali2
"ne, cheonma."
Minhyuk menatapku dalam, dan disiru lagi-lagi jantungku berdetak lebih cepat entah untuk kesekian kalinya.
"w...waeyo?"
"hmm, ani. Nommu yeppo. Jinjja yeppo." ujarnya meletakkan tangannya di bahuku.
"Chukhae Chanrin-ssi." ujar seorang namja tiba2
"e..Eli oppa? Kapan Kau datang." tanyaku ragu.
"baru saja, apa aku menganggu kalian."
"ahh hyung, ten...."
"animidda, Sama sekali tidak menganggu oppa." potongku.
"ada apa oppa kemari?" tanyaku.
"hanya memberimu selamat. Nilai2mu sangat bagus. Mau Kucalonkan sebagai wakilku?" ujarnta tersenyum
"o...oppa.." ujarku sedikit tersipu.
"ini semua berkat Minhyuk juga, dia membantuku." ujarku lagi
"dia sekarang....."
"aku fansnya hyung, aku membantunya sedikit." ujar Minhyuk yang tiba2 mendekap mulutku.
"ahhh.. Jeongmal? Tumben sekali Kau baik pada yeoja. Arraseo aku ada urusan, annyeong." balas Eli oppa.
"ne, hyung."
"Yak! Jangan sekali2 Kau memberitahu semua orang aku guru lesmu." ujarnya dengan tatapan tajam.
'Ottokhe? Jantungku berdetak kencang, baru kali ini aku melihat tatapan Minhyuk yang serius.' Batinku
Aku hanya mengagguk diapun melepaskann tatapan tajamnya.
Chanrin PoV end
-----------------------------------
Author PoV
"Yak! Sudah kubilang gunakan rumus ini. Jangan seenaknya menggunakan rumus yang Kau buat." bentak guru les Chanrin
"issshh apa salahnya dengan rumus yang kupakai? Lagipula hasilnya tidak
salah." balas Chanrin membentak guru lesnya yang bernama Minhyuk itu.
"Yak! Park Chanrin jangan membantah guru lesmu, isshh dasar yeoja pabo." bentak Minhyuk lagi.
"Yak! Kang minhyuk, bisakah Kau berhenti mengoceh?!" balas Chanrin dengan bentakkan.
Entah sudah hari keberapa Chanrin les dengan Minhyuk. Jadwal les yang
sekarang menjadi setiap hari membuat Chanrin pusing apalagi dengan
cacian dan makian (?) dari guru lesnya, Kang Minhyuk.
"tookk...tookk.."
"dongsaeng-ah, oppa membawa susu dan roti gandum untuk kalian berdua." ujar seorang namja memasuki kamar Chanrin.
"eh? Gomawo Hongki oppa."
"ne, cheonma. Huh? Rumus apa ini?" tanya Hongki
"mm.. Ini rumus yang aku buat oppa." jawab Chanrin.
"ckcckck. Yak! Bocah jangan seenaknya membuat rumus dasar bocah pabo." bentak Hongki sambil berkacak pinggang.
'ahhh.. Oppa dengan Minhyuk Sama saja.' Teriak Chanrin dalam hati.
Minhyuk dari tadi hanya diam saja melihat Chanrin dan Hongki.
'siapa namja ini? Apa namjachingunya? Tak mungkin, ahh ada apa denganku
ini.' Pikir Minhyuk yang tentunya dapat didengar Chanrin.
"sudahlah, mana ada bocah melakukan hal benar. Aku pergi Dulu."
Hongki pun pergi dari kamar Chanrin. Chanrin melirik Minhyuk yang masih dalam lamunannya.
"dia sepupu jauhku, appa dan eommaku mengangkatnya anak. Jadi dia oppa tiriku." ujar Chanrin.
'MWO? Darimana dia tahu pikiranku.' Batin Minhyuk.
"tidak usah dipermasalahkan aku tau pikiranmu darimana." ujar Chanrin lagi yang sukses membuat Minhyuk mengerutkan dahinya.
"ba...bagaimana Kau tahu?" tanya Minhyuk.
"aku hanya memberitahu tentang ini padamu. Jadi, tolong jangan Kau beri tahu siapapun." ujar Chanrin
Author PoV end
Chanrin PoV
aku memang sedikit ragu. Tapi kubulatkan niatku untuk memberitahu tentangku. Lagipula sifatnya sekarang sudah berubah.
"dengar baik2 Minhyuk-ssi. Aku lahir sebagai manusia biasa, gendae
karena appa dan eomma. Aku dikutuk menjadi .... .mmmm... Duyung."
"Mwo?! Jangan bercanda Park Chanrin." tekasnya.
Aku menarik nafas dalam sebelum melanjutkan ceritaku.
"untuk apa aku berbohong, setiap 6 tahun sekali. Orang yang mengutukku
memberikan aku hadiah spesial. Aku dapat membaca pikiran dan memprediksi
sifat seseorang, dan tepatnya 18 hari lagi aku akan mendapat hadiah.
Gendae, dihari itu juga aku kembali menjadi duyung jika tak ada orang
yang mencintaiku sepenuh hati." ujarku menunduk
"m...Mworago? K...Kau tak berbohongkan?" tanyanya ragu.
"Yak! Kang Minhyuk, untuk apa aku berbohong? Akan kutunjukan..."
Akupun menarik tangan Minhyuk. Keluar dari rumah dan menuju lautan.
"y.....Yak! Kau mau apa?" tanya Minhyuk yang seperti ketakutan.
"menunjukan kalau aku tak berbohong." tekasku
"BYUUUURRR"
Aku pun meloncat tanpa membawa Minhyuk. Dengan sekerika badankupun
basah dan muncullah ekor dan pakaian ku pun menipis sehingga aku hanya
memakai bra dari kerang berwarna biru. Akupun muncul ke permukaan dan
melihat Minhyuk.
"aku tak bohongkan?" ujarku
"n..ne..." ujarnya.
"ikutlah.."
"odiega?" tanyanya.
"aku akan mengajakmu berkeliling lautan ini."
"a...aku punya phobia Chanrin-ah. Aku tak bisa berada di air. Aku manusia ingatkan?" balasnya.
"percayalah padaku. Kau akan baik2 saja. Aku janji." ujarku meyakinkannya.
Diapun mulai berjalan ke arah laut dan. Menyeburkan (?) dirinya
kupegang kedua bahunya yang bergetar karena ketakutan. Kutatap matanya
yang sayu.
"aku belum pernah melakukan ini gendae..."
~CHU~
Aku menyium bibirnya sekilas membuat gelembung untuknya bernafas. Kulihat dia yang terbelak kaget.
"mian," gumamku.
"g...gwenchana." balasnya.
Akupun tersenyum dan mengajaknya berkeliling.
-----------------------------------
"Yak! Bocah Kau darimana?" tanya hongki oppa yang langsung membentakku.
"mi..mianhe oppa. Aku mengantar guru lesku Dulu." balasku
"jangan pernah Kau pergi tanpa izinku bocah, aku menghawatirkanmu, asal Kau tahu." ujarnya memelukku.
'saranghae, jeongmal saranghae Park Chanrin.' Batinnya
"o...oppa apa maksudmu?"
"saranghae...Chanrin-ah." ujarnya
"o..oppa? K..kitakan saudara." ujarku.
"apa itu salah? Aku mencintaimu. Jangan dekati guru lesmu. Aku bisa membimbingmu." ujarnya lagi memelukku dengan erat
"g...gendae oppa, cheonan."
"jangan pernah bilang Kau menyukai namja seperti itu. Hanya aku, hanya aku yang harus ada di hatimu."
"o...oppa...."
"jangan pernah, jangan pernah...."
-----------------------------------
Hari inipun aku pergi kesekolah. SMA parang, dimana aku bertemu Minhyuk.
"Chanrin! Annyeong." ujar seorang namja menghampiriku.
Kulihat Minhyuk yang tadi menyapaku. Dia memakai kemeja biru dengan
dalaman putih. Rambutnya diberi poni sehingga dia bisa mengibaskan
rambutnya. Dengan pakaiannya sekarang dia terlihhat errr.... Menggoda.
"Yak! Kenapa melamun saja?" tanyanya membuyarkan lamunanku.
"a....animida."
"aku tahu aku tampan, tapi bisakah Kau tak melihatku seperti itu? Terlihat mengerikan." ujarnya.
"isshh siapa yang melihatmu." balasku memalingkan wajah.
"tak kusangka, you're my lovely mermaid"
Serentak katanya membuatku membelakkan mata dan membuatku menghadapnya. Dia mengedipkan sebelah matanya menatapku.
"Yak! Mworago?! Aku bukan ......mmmppnngghhh.."
Minhyuk tiba2 saja menciumku, tentu saja membuat mata anak sma disana tertuju pada kita.
'Saranghe, Park Chanrin. Aku yakin Kau bisa mendengarkanku.' Pikirnya
Akupun tersenyum dan mulai menikmati ciumannya.
"nado saranghae, Kang Minhyuk." ujarku
~The End~
*hehehehe, ngeggantung banget ya ceritanya. Baiklah, bagaimana Hongki
menerima keadaan sepupu jauhnya yang mencintai orang lain, dan dimanakah
Eli dan Jonghyun yang ga pernah nongol di cerita, tunggu dan baca
Lovely mermain 'sequel' hahahahaha....*
baaagguuuuusssssss..!!
BalasHapussequel udah ada belum??
wah gatau deh nanti mimin tanya sama authornya kalo bagus hehehe ^^
BalasHapus