Minggu, 17 Juni 2012

Innocent Wedding Part 3 (NC!!!!!!)

Author : RC Park.

Judul : Innocent Wedding (Part 3)

Genre : Romance, Humor, Yadong, NC 21, Chapter

Cast :
-Park Chanrin a.k.a Chanrin
-Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk

Another cast :
-Park Hanchan a.k.a eomma Chanrin
-Lee Hyurin a.k.a eomma Eunhyuk

*mian lagi ya readers part 4 ini kayanya juga ga bakal ada NC yang berlebihan deh, jeongmal mianhe.. Maaf juga kalo cerita ini Ga nyambung sama judulnya *
-----------------------------------

Sebelumnya..

Chanrin PoV

"Hyuki-ah! Ken.." Teriakku dan dia langsung menciumku lembut..

Aku kaget dengan pengantin pria yang menciumku ini.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa Eunhyuk menjadi pengantin prianya? Mana namja babo yang seharusnya disini?" Gumamku dalam hati

Eunhyuk melepaskan ciumannya dan tersenyum jahil padaku. Kemudian seluruh tamu undangan bertepuk tangan dan loncat2an saking girangnya *eh

2 jampun berlalu. Kami sekeluarga makan bersama di meja makan rumahku yang sekarang menjadi rumahku dan Eunhyuk.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mana anak ahjumma? Kenapa Eunhyuk yang jadi pengantin prianya?" Ujarku to the point

Serentak semuanya tertawa mendengarku. Aku bingung dengan semua tingkah orang2 yang ada di sekitarku.

"Ahahaha chagi jeongmal mianhe. Eomma merahasiakan ini atas perintah Hyukjae sendiri." Jawab eomma

"Perintah?! perintah apa?"

-----------------------------------


*flashback*

Sehari sebelum eomma chanrin pergi ke mall *inget di part 1 ya*

Hanchan PoV.

"Ahh Hyurin-ah apa kabar? Wah ini anakmu ya tampan sekali." Ujarku

"Ne, gamsahamnida. Lee Hyukjae imnida. Bangeseupnida." Ujar hyukjae smbil membungkuk 90 derajat *wow*

"Ahh kau sopan sekali ya, tampan, keren dan baik pula."

Kami bertiga pun berbincang2 di cafe terdekat. Aku menceritakan Chanrin kepada Hyurin dan Hyukjae.

"aku sudah tau tentang anak ahjumma itu. Kami sekelas sekarang. Ahjumma, maaf lancang berbicara seperti ini. Tapi bolehkah kalau aku dan Chanrin dijodohkan? Aku mengaguminya semenjak SMP aku sering melihatnya menyapu halaman rumah. Aku suka dengan gerak gerik, kepandaian, kerajinan, kepintaran dan segalanya tentang dia. ijin kan aku menjadi calon suaminya, ahjumma." Kata Hyukjae lantang dengan emosi yang tajam.

"Ahh jinjja? Aku sih sebenarnya tidak keberatan dengan hal ini. Tapi aku tak tau apa jawaban yang akan diberikan Chanrin nantinya." Jawabku.

"Tenang ahjumma, aku tidak akan membiarkan dia berkata tidak. Tapi ahjumma jangan biarkan dia tau kalau akulah yang membuat lamaran ini." Jawabnya

"Eomma, ahjumma aku mengandalkan kalian." Jawabnya lagi.

HanChan PoV end

*flashbackend*
-----------------------------------
Chanrin PoV

Aku menganga mendengar itu. Tak kusangka ini sudah direncanakan sejak awal. Eunhyuk yang hanya tertawa dan eomma yang mendengarkan smbil minum teh.

"Ahhh semuanya lebih gila dari aku *emang* " batinku.

"Oh ya dan saat eomma menelponku untuk datang ke cafe" ujar eunhyuk tiba2

-----------------------------------

*flashback*

Hyurin PoV

"Annyeonghaseyo, ne eomma waeyo?" Tanya anakku Lee Hyukjae

"Hyukjae, kau harus ke cafe sekarang kau kn mau dijodohkan jadi tidak?" Jawabku

"Ahh eomma kalau ketahuan bagaimana?" Jawabnya

"Tapi bagaimana eomma menjelaskan pada Chanrin?" Kataku kebingungan.

"Bilang saja aku sedang sibuk atw apa. Eomma kan pintar membuat alasan *pantesan anaknya sama* " jawabnya smbil menutup telepon.

Hyurin PoV end

*flashbackend*
-----------------------------------
Chanrin PoV

Aku masih menganga tak karuan, mendengar mereka berbicara tentang rencananya. Mereka tertawa bersama seperti orang gila dan benar2 aku kesal. Raut wajahku memerah karna rasa marah, kesal, kecewa dan malu.

1 setengah jam berlalu.

Eomma ku dan mertuaku pulang ke rumah eommanya Eunhyuk. Entah kenapa dadaku berdegup kencang. Aku menyadari kalo cuman ada aku dan Eunhyuk d rumah ini. Karena takut akan terjadi sesuatu aku pergi menonton tv. Sebenarnya aku masih marah terhadapnya yang seenaknya saja membuat perjodohan meski aku menyukainya. Tapi kenapa tidak bilang kalau dialah pengantin prianya. Setidaknya muncul di acara pertunangan. Atau melamarku dulu. Wajahku semakin cemberut memikirkan itu.

"Ada apa chagi, kenapa cemberut?" tanya seorang namja sambil mengalungi leherku dengan tangannya.

"Apa maksudmu? Aku tidak cemberut." Balasku sambil melepaskan tngannya.

"Kau marah ya?" Jawab eunhyuk. Dan duduk d sampingku

"Ani, knapa harus marah." Balasku. Memalingkan wajah. Dan menjauh drinya.

"Chagiya, kumohon jangan marah." Pekiknya memelukku.

Kali ini dia menyambar bibirku. Awalnya ciumannya lembut tapi menjadi ganas.

"Aniyo,mmmmmpphh aku tidak marah. Lepaskan aku." Bentakku sambil memukul dadanya berkali2.

Aku mendorongnya dengan segala kekuatan yang aku punya, hingga dia melepaskan ciumannya. *kalo ga mau sama author aja*

"Waeyo? Apa salahku? kenapa kau dingin begini chagi?" Ujarnya.

"Pikirlah sendiri. Bagaimana orang tidak kesal ketika dikerjai sampai segininya? Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu dan tak mau kehilanganmu? Kenapa kau merahasiakan semuannya kepadaku. Seharusnya aku yang bertanya. Apa salahku?" Ujarku menangis dan lari ke kamar.

Chanrin PoV end

Eunhyuk PoV

Apa yang kudengar membuat diriku berubah menjadi patung *kaya dikutuk aja* aku tak percaya aku melakukan permainan yang keterlaluan. aku membiarkannya beberapa menit di kamar dan aku pun masuk ke kamarnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Ujarnya dengan tatapan sinis.

"Kau masih marah Chanrin-ah?" Ujarku.

Aku tak berani memanggilnya 'chagi'. Aku takut isteriku itu marah. *SUSIS ceritanya*

"Baiklah kalau itu maumu aku akan tidur di kamar tamu." Ujarku lagi dan meninggalkan kamar.

"chakkaman, seorang isteri harus berbuat baik pada suaminya kan? Kau tidur di kamarku saja. Kamar ruang tamu pengap dan sempit belum sempat di renovasi. Aku akan tidur di kamar eomma." Ujarnya dan meninggalkan kamarnya

Aku tersenyum. Sangat lega rasanya. Ternyata dia masih mempedulikanku. Tapi aku sedikit kecewa karna tak bisa tidur berdua. Aku hanya terbaring dikasurnya sambil mengingat pertama kalinya aku dan Chanrin bermain di kasur ini *dasar yadong*

-----------------------------------

Keesokan harinya..

Aku membuka mataku yang masih mengantuk dan mencium aroma sedap dari bawah. Ku telusuri darimana bau itu dan kulihat isteriku yang sedang memasak. Sepertinya memasak sushi kesukaannya. Aku sedikit kecewa kenapa dia tidak masak makanan kesukaanku. Sepertinya dia masih marah.

"Annyeong, isteriku" kataku. Namun tak ada balasan yang ia berikan.

Dia menyiapkan sushi dan susu stoberi kesukaanku. Hatiku yang tadi kecewa menjadi berbinar. Ternyata dia benar2 peduli denganku.

"Chagiya, gomawoyo." Gumamku sambil meminum susu stoberi itu.

"......" Dia diam dengan seribu bahasanya tanpa melihatku dan memakan sushi buatanya.

"Chagi, kau masih marah ya? Maafkan aku chagi, aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini." Ujarku sambil mengelus tangannya.

"Aku tidak marah." Balasnya dingin.

"Makanlah nanti dingin. Tidak enak kalau sudah dingin." Katanya

"Aku tidak mau makan kecuali kau memaafkanku." Balasku dengan nada yg sedikit kutinggikan

"Yak! Makanlah kalau kau tidak sarapan kau akan sakit. Aku tidak mau kau sakit." Teriaknya.

Aku kaget mendengarnya. Dia memang marah tapi rasa cintanya padaku mengalahkan amarahnya. Serentak dia menutup mulutnya.

"Ah eng.. Ani, maksudnya aku tidak mau kau sakit karena nanti kau akan menyusahkanku." Balasnya dengan gugup dan segera menghabiskan sushinya.

"Baiklah kalau begitu aku akan menghabiskannya" ujarku sambil tersenyum memperlihatkan pabrik gusiku.

Eunhyuk PoV end

Chanrin PoV

"Ahh kau ini baboya. Kenapa kau berkata seperti itu? Ada apa denganmu ini Park Chanrin? Kau kan benci pada namja bodoh seperti dia. Kenapa kau mempedulikannya?" Gumamku dalam hati.

Aku menonton di ruang tv. Menonton music bank, acara favoritku di KBS. *promosi*

"Ting Tong" *suara bel ya*

Segeraku beranjak untuk membuka pintu. Dan kulihat eomma dan ahjumma datang.

"Annyeonghaseyo." Ujar mereka berdua.

"Ah eomma, ahjumma ada apa?" Tanyaku.

"Kami ingin berbicara dengan kalian berdua. Bolehkan ganggu sebentar?" Tanya ahjumma.

"Apa maksudnya 'ganggu' kami kan sedang tidak ngapa2in." Batinku.

"Hyuk-ah. Ada eommaku dan ahjumma kesini." Panggilku.

"Ne, chagi chakamman."

"Chanrin-ah kenapa memanggilku ahjumma, aku kan sudah menjadi mertuamu? Panggil aku eomma." Suruhnya

"Ne, arraseo mianhe eomma." Jawabku

"Ohya dan kenapa kau memanggilnya dengan namanya? Kenapa tidak oppa atau chagi/yeobo saja? Dia kan sudah menjadi suamimu?" Kata eomma Hyuk.

Belum sempat ku menjawab Eunhyuk sudah datang.

"Ahh annyeonghaseyo eomma." Ktanya sambil membungkuk ke eommanya dan eommaku.

"Ahh Hyukjae aku dan eommamu sepakat untuk membayari kalian pergi ke jeju untuk 'bersenang-senang' disana." Kata eommaku sambil tertawa sendiri *gila*

"Apa maksudnya? 'Bersenang-senang' seperti pengganti kata untuk.. Bulan madu?!" Gumamku dalam hati sambil melirik mereka bertiga.

"Ahh eomma tidak perlu begitu." Jawabku.

Mendengar jawabanku Eunhyuk seperti yang kecewa dan menunjukan puppy eyesnya. Aku yang melihat itu seperti tidak tega.

"Emmm baiklah eomma. Kapan kita pergi." Kataku. Mata Eunhyuk kembali berbinar2.

"Besok pagi. Gwenchana kan?" Kta kedua eommaku.

"Ne, jeongmal gwenchana!" Kata eunhyuk serentak.

"Huuhh mimpi apa aku sampai punya suami seperti namja yadong ini *udah kalo ga mau buat author aja* " batinku.

"Baiklah kita pamit dulu ya, annyeong." Kata kedua eommaku.

"Ne, annyeong. Hati-hati di jalan eomma!" Kataku dengan Eunhyuk.

Saat mereka berdua pergi tinggal aku yang lagi2 berdua dengan namja babo eh maksudku suamiku ini. Saatku menutup pintu, aku yang hanya memakai celana pendek dan switer *mian klo tulisannya salah, maklum author ga jago2 amet inggris* membuat Eunhyuk menatapku dari atas ke bawah tak satupun tubuhku terlewat dari pandangannya.

"Wae? Apa ada yang salah denganku? Atw kau yang Ada salah?"Ujarku dengan dingin dan berjalan menjauh.

"Kenapa menjauh lagi?" Tanyanya sambil mendekatiku.

"Memangnya kenapa tidak boleh?" Jawabku dengan nada yang agak tinggi.

"Chagi, aku ingin melakukannya lagi?" Tanyanya spontan dan mendekapku dari belakang. Sangat terasa tangannya berada di payudaraku dan dia meremas kedua payudaraku yang masih tertutup switer.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti? Dan lepaskan aku?!" Teriakku.

Dia mengabaikanku dan tangannya masuk kedalam switerku dan meremas payudaraku yang dibungkus bra. Bibirnyapun tak diam saja. Bibir merah tempat pabrik gusinya menelusuri leherku. Membuat leherku membekas merah dan menghisapnya.

"Chagiya, kenapa payudaramu tambah besar. Dulu pertama kali tidak sebesar ini tapi aku suka, membuat permainan kali ini lebih menarik" Bisiknya.

"Aahhh hyuk-ahh hentikan.." Desahku meracau.

"Shireo! Kau ini kenapa? Kau menyukainya kan? Terdengar dari desahanmu yang tak karuan. Membuatku bergairah saja" Tanyanya sambil tersenyum evil.

"Andwe aku tidak menyukainya sama sekali aahhh.. Sekarang lepaskan aku aaahhh." Jawabku sambil mendesah karna perlakuannya yang meremas payudaraku lebih kuat.

"jinjja? Kau memang tidak menyukainya tapi kau menikmatinya?" Jawabnya lagi.

"Aahhahhh.. Ahhhmm.." Racauku lagi.

jujur aku memang menikmatinnya tapi aku masih sedikit ragu untuk melakukan itu lagi.

"Hyuki-ahh jeebb..aall.. Aahhh hentikan.." Desahku.

"Aku tidak bisa hyuk-aahh.. Sabarlah sedikit sampai kita di jeju?" Ujarku tanpa sadar.

Eunhyuk yang mendengar itu menghentikan aktivitasnya dan menciumku sekilas.

"Arraseo, tapi kalu kau langgar kau akan menanggung hukumannya." Jawabnya tersenyum jahil dan menciumku lembut.

"Ahh apa yang kukatakan tadi? Ahh kenapa aku jadi babo begini? *emang udah babo darisononya* " gumamku dalam hati.

"Khajja, kita siapkan baju untuk disana '5' hari." Jawab Eunhyuk yang sepertinya tidak sabar.

Beberapa menit kemudian banyak keringat bercucuran di badanku.

"Hyuk-ahh aku.. Mandi dulu ya." Kataku gugup.

"Ne, ppali jangan lama2 nanti kau masuk angin." Jawabnya.

"Huuh lega rasanya mendengar ucapannya." Batinku dan ke kamar mandi untuk mandi *iyalah mau mandi*

Saatku selesai mandi. Aku kembali ke kamarku melihat Eunhyuk disana. Entah apa dan bagaimana, dadaku sesak karena jantungku yang berdegup kencang. Aku ingin memakai baju tapi kalau ada Hyuk rasanya benar2 tak nyaman.

"Hyuk-ah." Ujarku.

"Waeyo?" Ujarnya sambil melihat ku dari atas kebawah yang hanya memakai handuk.

"Jebal, bi.. bisakah kau keluar sebentar. Aku mau pakai baju." Kataku gugup.

"Mwo? Keluar? Ahh kukira kau memintaku melakukan 'itu'. Aniyo, untuk apa keluar aku malas." Balas Hyuk melanjutkan merkemas-kemas.

"Hyuk-ah jebal. Keluarlah hanya sebentar." Kataku dengan puppy eyesku yang membuat aku tambah aegyo *narsis amet lo Chanrin*

Melihat ke aegyoanku Eunhyuk langsung keluar kamar tanpa mengoceh lagi.

1 menit kemudian..

"Hyuk-ah kau boleh masuk sekarang." Teriakku.

Kami melanjutkan merapikan baju. Mulai dari baju main, pergi, piyama dan pakaian dalam. Kami tertawa sambil meledekki pakaian kami.

"Chagiya, kau tidak punya bikini? Piyamamu juga tidak ada yang layak untuk nanti 'bersenang2' " tanyanya tiba2

"Glup.." Aku menelan ludah dan menggelengkan kepalaku.

"Ahh khajja! Kita harus cepat2 membelinya. Kita beli yang paling sexy dan HOT!" Jawabnya sambil memegang tanganku. Dan menuju mobilnya.

Chanrin PoV end
-----------------------------------
Author PoV

Sesampainya di mall mereka menuju ke 'women underwear' dan melihat2. Eunhyuk yang mencari piyama sexy dan Chanrin yang diam saja.

"Permisi nona, kami mencari piyama tipis." Kata Eunhyuk pada seorang yeoja..

"Disini tuan." Jawab yoeja itu.

Eunhyuk melihat2 dan memilih piyama tersexy di toko itu. Tak lama kemudian Eunhyuk dan Chanrin pergi ke ruang pas.

"Cobalah." Jawab Eunhyuk sambil memberikan baju tidur dengan atasan putih seperti kaus dalam namun lebih tipis dan bawahan celana putih pendek yang juga tipis..

Chanrin yang ragu2 mencobanya. Eunhyuk dengan sengaja masuk ke ruang pas.

"Nomu yeppo. Kau juga sangat sexy!" Ujar Eunhyuk.

"Yak! Siapa yang menyuruhmu masuk?! Pergi sana keluar." Teriak Chanrin.

"Diamlah chagi, aku tidak akan melakukannya sampai kita di jeju. Bagaimana ukurannya paskan?" Jawab Eunhyuk sambil memeluk Chanrin dari belakang.

"Darimana dia tahu semua ukuran tubuhku? Sudahlah bukan saatnya berpikir begitu." Batinku

"Jebal aku mau mengganti baju. Keluarlah!" Jawabku.

Eunhyuk tersenyum evil dan mencium pipi kiri Chanrin dan meninggalkan ruang pas. Chanrin bergegas mengganti bajunya takut2 kalau Eunhyuk datang lagi.

1 jam kemudian..

Eunhyuk dan Chanrinpun memasuki mobil dan bergegas pulang.

"Bagaimana kau tahu ukuran tubuhku?" Tanya Chanrin to the point.

"Bagaimana mungkin tidak tahu? Aku sudah sering melihat dan sudah merasakan tubuhmu itu. Apalagi bagian dadamu." Jawab Eunhyuk. *yadong*

Mendengar jawaban Eunhyuk, muka Chanrin memerah seketika dan jantungnya berdegup kencang lagi.

"Ahhh kau sangat aegyo kalau seperti ini." Jawab Eunhyuk mencubit pipinya.

"Sudahlah diam. Hyuk-ah aku ingin makan?" Kata Chanrin mengganti topik.

"Bagaimana kalau kita makan di rumah? Aku ingin makan masakanmu itu!" Ujar Eunhyuk manja.

"Arraseo2." Kata Chanrin pasrah.

-----------------------------------

Sesampainya di rumah. Chanrin kembali memerah memikirkan hanya mereka berdua di rumah. Jantung Chanrin pun berdegup lebih kencang dari biasanya..

"Chagiya, aku lapar!" Teriak Eunhyuk manja.

"Ne2, aku akan membuat makanan." Jawab Chanrin dan pergi ke dapur.

"isssh kenapa namja ini begitu manja, baru saja jantungku deg2an" batin Chanrin.

Mereka pun makan bulgogi dan minumnya susu stoberi lagi. Setelah beberapa saat setelah makan mereka kembali menyiapkan baju.

Author PoV end

20 menit kemudian..

Chanrin PoV

"Ahh selesai juga. Aku benar2 lelah." Desahku.

Saat aku sedang duduk sambil kelelahan. Eunhyuk lagi2 menatapku dari atas ke bawah. Melihat keringat ku yang bercucuran. Eunhyuk langsung mendekapku dan menggendongku ke kasur.

"Apa yang akan kau lakukan?! Kau janji tidak akan melakukannya sampai di jeju." Bentakku

"Hah, siapa yang janji. Ini salahmu sendiri membiarkan nafsuku meninggi." Jawab eunhyuk sambil melumat bibirku.

Aku ingin melepaskannya tapi tidak bisa. Tenagaku habis terkuras karna membereskan pakaian.

"Hyuk-ah jebal.. Mmmpngh.. Lepaskan!" Kataku sambil mendesah.

"Shireo, mmpngh.. Jangan panggil aku seperti itu lagi. Panggil aku Oppa." Perintahnya.

"Shireo! Aku tidak mau!" Bentakku.

"Kalau begitu aku tidak akan berhenti." Jawabnya.

Ciumannya menurun ke leher. Dan tangan kanannya mulai meremas payudaraku dari dalam kaos. Sementara tangan kirinya menopang tubuhnya agar tidak menindihku.

"Ahh.. Ah.. Hyukjae-ah." Racauku, yang malah membuatnya semakin turn-on.

Tangan Eunhyuk mengelus punggungku dan melepaskan pengait bra dan kembali merememas payudaraku dari dalam kaos.

"Aahh.. Baiklah aku akan memanggilmu oppa."
Jawabku pasrah.

"Terlambat, nafsuku tak bisa ku kendalikan." Jawabnya dengan evil smirknya.

"Oppa.. Ahhh ..aku mohon.. Aku lelah." Desahku.

"Ahh .. Hahh.." Racauku lagi.

Eunhyuk berhenti dan berbaring disampingku. Menyelimutiku dengan selimut. Menenggelamkan wajahnya di dadaku. *yadong*

"Hyuk-ah.." Kataku sambil mengelus kepalanya.

"Aku tidak akan menyautmu kalo kau memanggilku seperti itu." Jawabnya.

"Ah mianhe, oppa." Kataku

"Hmm? Ada apa?"

"Oppa di jeju lakukan yang lebih dari ini ya?" Ujarku sambil tersenyum.

"Pasti, tentunya. Aku akan membuat desahanmu semakin manjadi-jadi." jawabnya. Dan tersenyum ala yadong dengan pabrik gusinya.

*to be continued*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar