Genre : NC17, chapter, sedikit (?) Yadong
Judul : Yeoja or Namja?? [Bravery Test]
Cast :
-Park Chanrin a.k.a Chanrin
-Lee Jinki a.k.a Onew
-Choi Minho a.ka Minho
-Lee Taemin a.ka. Taemin
-Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun
-Kim Kibum a.k.a Key
-another cast
Annyeong author bener2 geje bikin ni FF, ga nyambung sama judul tapi ya mau gimana lagi, cerita kali ini author ga ngejamin bakal seru bgt.. Mian ya kalo ga memuaskan... Oh ya buat saran, nih kan FFnya author kasih bumbu yang serem2 sama buah2an yadong *emang masakan* mendingan bacanya pas malem2 atau menjelang matahari terbit alias subuh2 *eh tapi kalo subuh2 baca yadong dosa ga ya? *mikir keras* jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan nulis komen2 yang bagus tentang author *plaak* maksudnya tentang FF ini

------------------------------------------
Author PoV
"Arraseo, kita adakan uji nyali besok malam dan kita lihat siapa yang salah!" Tekas Minho.
"Eh? Uji nyali?" Gumam Chanrin
~Part 3 Start~
"Mwo? Uji nyali apa2an kita sudah dewasa, masih mau bermain hal seperti itu?" Ejek Onew.
"Well, kalau hyung takut ya tak usah ikut." Ejek Minho.
"Ne, aku tidak akan ikut." Balas Onew dan kembali membaca bukunya.
"Chanrin-ah kau ikut kan?" Tanya Minho dan Jonghyun
"n...Ne hyung.."
"Yeeeeeee!!!!" Teriak Minho dan Jonghyun kegirangan.
"Hyung aku juga akan ikut." Ujar Taemin menyela kegirangan Minho dan Jonghyun.
"Taemin-ah, kau kan penakut lebih baik tidak usah.." Nasihat Minho.
"SHIREO! Pokoknya aku mau ikut!" Bantah Taemin.
"Baiklah, jangan salahkan aku kalau kau tak bisa tidur.." Balas Taemin.
"Arraseo besok malam kita mulai uji nyali ini." Teriak Minho dan Jonghyun.
------------------------------------------
Chanrin PoV
"Krrriiiinnggggggg"
"Aaauuwww"
Sebuah alarm jatuh tepat diatas kepalaku dengan segera akupun melemparnya.
"Aaadawwww"
"Yak! Pabo!"
Akupun terbangun dan melihat Onew oppa memegangi kepalanya.
"Mwo?" Jawabku datar
"Jangan sembarangan melempar barang!"
"Oh... Mianhe,," Akupun kembali tidur
"Yak, lihatlah jam berapa sekarang." Ujar Onew oppa.
Akupun segera bangun, cahaya terang matahari langsung menusuk mataku.
"Mwoya? J..jam berapa sekarang?!"
"Kelihatannya?"
Segera kubangun dari tempat tidurku dan berlari menuju kamar mandi.
------------------------------------------
Beginilah keadaanku, kedua tangan diatas sambil mengangkat kaki kanan. Entah sudah berapa siswa yang lewat menertawaiku. Yup! Inilah hukuman ku yang diberikan oleh jung songsaengnim. Cukup kejam bukan?
Tak beberapa lama seorang namja datang menghampiriku, mukanya sangat familiar bagiku.
"Park Chanrin?" Tanyanya
Akupun menyelidiki wajah namja itu.
"Neo.... Sam Sangsang?!"
Baru kusadari kalau namja itu adalah Sam Sangsang. Kaka kelasku sekaligus mantan namjachinguku.
"Sedang apa kau disini? Bukankah ini universitas namja, kau kan yeo...."
"Sstttt... Jebal jangan bicara tentang itu, aku akan jelaskan nanti." Ujarku membekap mulutnya.
Diapun hanya mengangguk sambil kebingungan.
"Yak Park Chanrin! Siapa yang menyuruhmu berhenti?! Angkat kedua tanganmu!"
"Ye, songsaengnim." Akupun mengangkat kedua tanganku lagi.
"Kutunggu kau di cafe universitas ini, pulang sekolah." Ujar Samsang oppa
------------------------------------------
"Begitulah ceritanya oppa..."
Aku menyeduh air putih *emg air putih di seduh ya?* setelah menjelaskan panjang lebar pada Samsang oppa. Kebetulan cafe ini sedang sepi2nya jadi aku tak perlu canggung untuk menceritakannya sekaligus memanggilnya oppa.
"Kau sendiri kenapa bisa disini oppa?"
"Aku dapat beasiswa disini.."
"Ahh gerae? Kau memang pintar oppa." Senyumkupun terukir dan kulihat oppa membalas senyumku.
"Yak, kau harus hati2 disini.. Ini universitas namja,,"
"Arra.. Oppa, apa kau sekelas dengan.. Minho dan Key?"
"Ne, wae?"
"Mereka teman majikanku,,"
"Mwo? Si eomma dan charismatic flame itu? Kau kenal dengannya."
"Tentu saja, aku malah pernah dicium minho oppa.."
"Mwo?! Cii..ciuman pertamamu dengan namja macam itu?!"
"Aniya,,, ciuman pertamaku.. Dengan Onew oppa."
"MWO?! Ayam itu mengambil ciuman pertamamu?!"
"Sudahlah oppa tak usah dibahas,, ngomong2 apa oppa ikut uji nyali malam ini?"
"Ahahaha liat saja nanti.."
"TENG~"
"Chanrin-ah khaja kita ke dorm sudah hampir malam."
------------------------------------------
Di Cafe Dorm...
"Chanrin-ah !!!" Teriak seseorang di barisan depan.
"Minho hyung? Jonghyun hyung?"
"Ppali ambil kartumu." Teriak mereka berdua.
"Wae?"
"Di setiap kartu ada no., Pasangan uji nyalimu adalah orang yang mempunyai no. Sama denganmu." Jelas Yongin.
akupun mengambil salah satu kartu itu.
"5 !!!!! " Teriak MinJong (Minho Jonghyun)
AUTHOR POV
Minjongpun langsung berebut mengambil kartu angka 5. Sedangkan kartu 5 itu sendiri sudah di ambil oleh seorang namja diseberang sana sambil tersenyum. Mereka akhirnya menunjukan kartu masing-masing.
"MWO?!?!" Teriak mereka.
"Kalian berpasangan rupanya.." Ujar Chanrin.
"Yak! Ppali kau tukar kartumu dengan Chanrin." Perintah Jjong.
"Shireo, hyung saja yang tukar." Bantah Minho.
"Yak! Hormati hyungmu!"
"Hargai dongsaengmu!"
"@"$#*%^÷&#*@"$#*%^÷&#*@"
------------------------------------------
"Pasangan no. 1 !!!"
"YONGIN & TAEMIN"
#SKIP *mian ya kalian bayangin sendiri aja ok* *lagian author ga ada ide buat Tamin dan Yongin* *curhat*
"Pasangan no. 3 !!!"
"JONGHYUN & MINHO"
"Aisshh... Kenapa aku harus bersama orang pabo sepertimu!"
"Yak! Aku ini hyung mu! Jaga omongan mu!"
"Kalau bukan karena nasihat Chanrin mana mau aku dengan hyung sepertimu."
*Flash back*
"Hyung,, jangan bertengkar.." Ujar Chanrin.
"Bilang pada Minho supaya dia tidak membantah." Jawab Jonghyun.
"Sudahlah, bukankah yang menang bisa memilih sekamar dengan siapa saja?"
Jonghyun & Minho (Yadong smirk)
*Flashback end*
"Siapa juga yang mau dengan dongsaeng sepertimu?!"
Beberapa menit kemudian.....
"Sreekk~"
"Hyung, kau dengar?" Tanya Minho.
"Dengar apa?"
"Ada orang yang mengikuti kita,,"
~~~~~~
"AAAAAAAA ~ !!!!"
------------------------------------------
"PASANGAN 5 !!!"
"CHANRIN & SAMSANG "
"Eh? Aku dengan samsang oppa?" Batin Chanrin.
Chanrin PoV
"Annyeong, nae yeoja.." Ujar Samsang oppa tepat di belakang telingaku.
"Yak! Pelankan suaramu !!" Aku langsung menjitaknya.
"Mian, khajja kita mulai..." Ajaknya.
Kamipun berjalan menelusuri ruangan universitas,, katanya universitas ketika malam sangat menyeramkan. Banyak barang yang bergerak sendiri meski tidak ada angin. Kalau beruntung akan menemukan cahaya di sudut ruangan kelas C. Kalau menghampirinya keiinginan kita bisa terkabul.
Suasana di kelas memang menyeramkan, cukup untuk membuat bulu kudukku berdiri.
"Kreekk~"
Segera aku memeluk tangan Samsang oppa.
"Oppa,, aku takut."
"Museowojimma,, itu hanya suara pintu."
Kamipun melanjutkan langkah mendekati ruang kelas C. Posisiku sekarang sedang mendekap Samsang oppa dari belakang.
"Kita ke kelas C dulu,, otte?" Tanya oppa.
"A..arraseo.."
Tibalah kami di dalam ruang C, aku melihat sekelibat cahaya di sudut ruangan. Apa mitos itu nyata?
"Oppa, aku melihat cahaya putih."
"Jinjja? Oddiga?"
"Di situ,, di sudut ruangan ini."
"Oddie? Tak ada apa2 d situ."
"Apa hanya aku yang bisa melihat cahaya itu.." Batinku.
Akupun mendekati cahaya itu tapi tak beberapa jauh aku dekati cahaya itu lenyap seketika.
"Chanrin-ah, apa yang sedang kau lakukan? Ayo kita lanjutkan." Teriak Samsang oppa yang sudah di luar ruangan kelas.
Kembali kami menyusuri koridor yang gelap. Saat tiba di pintu kamar mandi utama, kami memberhentikan langkah kami sejenak karena ada suara bising.
"Shhhh.... Ahhh.... aaahhh..."
"Oppa, itu suara apa?" Tanyaku yang hampir mati gemetaran.
"Nado molla.. ki..kita cek saja.." Jawabnya yang tak kalah gemetaran.
Perlahan oppa mendekati pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Pintupun terdorong oppa sehingga terpampanglah penampakan yang mengerikan. Tapi anehnya oppa tak bergidik ngeri sekalipun yang ada hanya air liur yang menetes dari mulutnya.
"Oppa, kau jorok." Batinku.
Setelah sekian detik ku teliti ternyata itu bukan penampakan, melainkan sepasang namja yang tengah melakukan perbuatan mesum. Pantas saja oppa tak mengedipkan matanya dari tadi. Aku yang bosan *bosan?! Berarti...* *author ganggu aja* akhirnya menarik oppa untuk keluar dari sekolah.
*Hutan belakang sekolah*
Disinilah kami sekarang, konon kata MinJong oppa jasad gadis 50 tahun lalu dikubur di daerah sini. Tepatnya dibawah pohon besar yang sebentar lagi kami lewati. Oppa dari tadi terus meneteskan air liurnya.
"Oppa, neo gwenchana?" Tanyaku yang mulai khawatir dengan hidung oppa yang mimisan.
"Nan gwenchana. Hanya saja... Pemandangan tadi agak merinding." Jawabnya
"C...chanrin-ah.. Aku minta sesuatu boleh kan?" Tanyanya dengan badan bergetar.
"Minta apa oppa?" Tanyaku santai.
"Kau yakin kan bisa memberikannya?" Tanya oppa tajam.
"Aku akan berusaha..." Senyum pun terukir di bibir kita.
"Aku... Keperawananmu, boleh kan?" Jawabnya tertunduk.
"Mwo? Tapi oppa.."
"Kau sudah bilang akan berusaha memberikannya kan? Aku ingin kau milikku seutuhnya."
Kami pun terdiam untuk beberapa detik dengan menunduk. Aku mengepalkan tanganku dengan erat. Mengigit bibirku, menahan untuk tidak teriak juga menahan rasa takutku. Kukumpulkan keberanianku. Akhirnya kuangkat kepalaku. Wajah oppa hampir tak ada jaraknya lagi dengan wajahku.
"Oppa.. Wae gerae?" Tanyaku panik.
"Chanrin-ah.. Jebal...." Perkataan oppa seperti sedang mendesah tak karuan.
"Seseorang... Selamatkan aku..." Batinku.
Samsang oppa pun mendekati bibirku. Menciumnya sedikit kasar sambil mengigitnya. Sedikit perih rasanya.
"Clak...." Sebuah cairan jatuh tepat di hidung oppa.
"Igge mwoya?" Tanya oppa sambil mengelap cairan itu setelah melepaskan ciuman menyakitkannya.
Oppa memerhatikan cairan berwarna merah itu yang seperti ..... Darah?!
"Oppa itu da.."
Sebelum aku menyelesaikan kalimatku darah kembali menetes, kali ini di kepala oppa. Tetesan demi tetesan terus berjatuhan. Anehnya hanya Samsang oppa yang dilumuri darah. Munculah dari atas sesosok yeoja yang keadaannya sangat naas.
Badannya di penuhi tanah yang bercampur darah. Wajahnya sudah tidak bisa dikenali lagi, yeoja itu memakai seragam namja universitas ini tapi sudah robek di bagian tengahnya. Rambutnya terlihat rapi, hitam melekat. Lehernya membiru seperti sapphire blue *maklum author ELF*
"Neo nuguya?" Tanya Samsang oppa ketus.
Yeoja itu diam tak berbicara sepatah katapun dia hanya menatap oppa tajam.
"Yaa! Neo nuguya?! Jangan membuat orang takut seperti ini." Jawab oppa melindungiku.
Yeoja itupun mengangkat kepalanya. Bercak darah memenuhi yeoja itu. Yeoja itupun tersenyum mengerikan senyumnya terlalu lebar untuk manusia biasa, darah pun mengalir dari sela mulut yeoja itu. Diam, ketakutan, ngeri, itulah yang aku rasakan sekarang.
"Oppa...." Rengekku.
Yeoja itupun mulai mendekat dengan senyuman lebar yang mengerikan itu. Tanpa ada suara langkah kaki atau pun suara lain yang mengiringi yeoja itu.
"Kau......jangan sentuh yeoja itu.. Kalau tidak mau berurusan denganku...." Bisik yeoja itu tepat didepan wajah Samsang oppa.
Entah mengapa dan bagaimana, Samsang oppa sudah pergi menjauh. Sekarang aku hanya bisa menutup mata merasakan hawa dingin dari yeoja itu yang makin mendekat.
"Siapapun... Tolong aku..." Aku terus berdoa dalam hati, berharap ini semua hanya mimpi.
"Chanrin!! Park Chanrin!!"
Akupun segera membuka mataku. Yeoja itu berhadapan denganku, namun kali ini pakaiannya putih bersih tanpa ada tanah atau darah. Rambutnya diikat rapi, wajahnyapun sangat cantik dan tersenyum manis kepadaku.
"Aku telah menyelamatkanmu.. Kau berhutang padaku.." Ucapnya lembut.
Cahaya putihpun keluar dari tubuhku. Apa itu cahaya dari kelas C tadi?
"Chanrin-ah !! "
"Gomawo.. Aku harap kita bertemu lagi di lain waktu. Annyeong!" Ujarnya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
Aku hanya terdiam sejenak dan tersenyum mengangguk.
"Chanrin-ah, neo gwenchana?" Tanya Minho membuyarkan lamunanku.
"Chanrin! Tadi Samsang ke dorm duluan tanpamu apalagi dengan dia dilumuri darah begitu. Kami kawatir, apa kau terluka?" Tanya Jonghyun memegang kedua pundakku.
"Nan gwenchana.." Jawabku tersenyum.
Jonghyun tiba-tiba menarikku kepelukannya memelukku erat. Terasa wangi keringat khasnya. Terbukti kalau dia rela berlari-larian untuk mencariku.
"Jangan buatku kawatir lagi." Ujarnya sambil mencium aroma rambutku.
"Yaa!! Memangnya hanya kau yang kawatir! Aku lebih kawatir darimu. Onew hyung juga sama kawatirnya." Bantah Minho.
Onew hyung? Ternyata Onew berada di belakang Minho pantas saja tak kelihatan Minho itukan bagaikan tiang listrik *di timpuk sendal* Onew terlihat kelelahan terbukti dari keringat yang mengucur di dahinya. Aku pun mendekati Onew dan mengelap keringatnya dengan tanganku.
"Maaf merepotkanmu.." Ujarku.
"Maka dari itu, jangan merepotkanku lagi." Balasnya ketus.
Akupun hanya tersenyum mendengarnya. Syukurlah aku selamat. Entah bagaimana jika ke-3 namja ini tak datang.
"Hyung, jeongmal gomawo. Entah bagaimana nasibku tadi jika hyung tidak datang." Ujarku kepada ke3 namja itu sambil menunduk
"Sudahlah tak usah berterimakasih, aku senang kau baik-baik saja." Jawab Jonghyun tersenyum.
"Aissshh.. Sudah ku bilang memangnya kau saja yang senang? Kita ber2 juga senang Chanrin baik-baik saja. Ya kan hyung?" Bantah Minho lagi.
"Terserah kau saja, khajja! Kita kembali kedorm." Ujar Onew menarikku.
"Yaa! Hyung chakkaman.. Tunggu aku!!" Teriak keduanya.
Aku pun melihat kearah belakang. Yeoja itu... Apakah dia gadis 50 tahun lalu itu? Yeoja yang manis itu tersenyum kearahku sambil melambaikan tangannya. Aku pun tersenyum dan melambaikan sebelah tanganku.
"Gomawo... Siapapun dirimu..."
~ To Be Continued ~
*ahhhh!! Selesai juga FFnya.. Ga nyambung, ga rame, ga seru? Baca aja terus pasti jadi stress *Plak* maklum ini FF agak aneh soalnya yang buat juga aneh *ngaku* Jangan lupa tingalkan jejak kalian dengan komen di FF ini. THANK YOU FOR READING !!* #caps lock jebol

Tidak ada komentar:
Posting Komentar